Sunday, October 31, 2010

jom berhias!

cARa BeRhIaS-iKut SunnAh RaSulUlLaH..

bismillahirrahmanirrahim...
terbaca artikel ni tadi n tergerak hati tuk share ngn sahabat2 sumer...
ane la tau dapat sedarkan diri dari ksilapan yg kecik sekalipon...
aku pon sebenarnye da tau sal lrgn ni,tapi tatau plak yang ia mniru org yahudi..
mari renungkan bersama surah Al-An'am:116...



Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” 


Nasihat Nabi Muhammad Saw. kepada Saidina Ali r.a. sesudah bernikah dengan Siti Fatimah iaitu anakanda kesayangan:


Nabi Muhammad s.a.w. berpesan kepada Saidina Ali iaitu kalau memakai cincin pakailah di jari:
1] jari manis
2] jari kelingking (anak jari)

dan jangan memakai pada jari:
1] jari tengah
2] jari telunjuk


Nabi Muhammad s.a.w. melarang kerana memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah adalah meniru cara berhias kaum yang dilaknat oleh Allah iaitu kaum yang derhaka di zaman Nabi Lut a.s.

Perhatian : Cara memakai cincin adalah termasuk lelaki atau pun perempuan.

aurat muslimat dan baju persatuan

saya agak tertanya2,,apa hukum muslimat memakai baju persatuan spt SISPA,PALAPES,PBSM DLL...... nak bertanya malu,apatah lagi nak menegur si pemakai........... tp ini dalil aurat wanita
Dalil-dalil tentang Aurat Wanita

(i) Batasan aurat wanita
Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Leher dan rambutnya adalah aurat di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram) walaupun sehelai. Pendek kata, dari hujung rambut sampai hujung kaki kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya.” [TMQ An-Nur (24):31].

Yang di maksud “wa laa yubdiina ziinatahunnaa” (janganlah mereka menampakkan perhiasannya), adalah "wa laa yubdiina mahalla ziinatahinnaa", maksudnya janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang di situ dikenakan perhiasan. [Lihat Abu Bakar Al-Jashshash, Ahkamul Qur`an, Juz III hal.316].

Selanjutnya, kalimah “illa maa zhahara minhaa” [kecuali yang (biasa) nampak darinya], ini bermaksud, ada anggota tubuh yang boleh dinampakkan iaitu wajah dan kedua telapak tangan. Demikianlah pendapat sebahagian sahabat, seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan juga Aisyah [Al-Albani, 2001:66].

Ibnu Jarir Ath-Thabari (wafat 310H) menjelaskan dalam kitab tafsirnya, Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur`an Juz XVIII ms 84, mengenai apa yang di maksud “kecuali yang (biasa) nampak darinya (illaa maa zhahara minha)”, katanya, pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang mengatakan bahawa, yang dimaksudkan (dalam ayat di atas) adalah wajah dan dua telapak tangan.

Pendapat yang sama dinyatakan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jamia li Ahkam Al-Qur’an, Juz XII hal. 229 [Al-Albani, 2001:50 & 57]. Jadi, apa yang biasa nampak darinya adalah wajah dan dua telapak tangan sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa nampak dari kalangan Muslimah di hadapan Nabi Sallalahu alaihi wa Sallam sedangkan baginda mendiamkannya. Kedua anggota tubuh ini pula yang nampak dalam ibadah-ibadah seperti haji dan solat dan biasa terlihat di masa Rasulullah iaitu di masa masih turunnya ayat Al Qur`an [An-Nabhani, 1990:45].

Dalil lain yang menunjukkan bahawasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan ialah sabda Rasulullah  kepada Asma’ binti Abu Bakar,

Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” [HR Abu Dawud]

Saturday, October 30, 2010

tahniah buat kelantan FC

Separuh Masa Pertama, perlawanan berpihak kepada Negeri Sembilan setelah Shahrul Ain, 24 berjaya menjaringkan gol pada minit ke-13.
Separuh masa kedua, permainan agak mendebarkan apabila kedua-dua pasukan menunjukkan semangat juang yang semakin tinggi. Ketua pasukan Negeri Sembilan, Aidil Zafuan dikeluarkan akibat dari kecederaan di bahagian lutut.
Pemain Kelantan mengambil peluang pengeluaran Aidil dengan membuat asakan bertalu-talu. Dan akhirnya, Hairudin Omar bejaya menjaringkan gol pertama untuk menyamakan kedudukan 1-1. Gol kedua Kelantan dijaringkan oleh Badri Radzi.
Dengan jaringan gol 2-1 ini, akhirnya Piala Malaysia 2010 menjadi milik Kelantan. Tahniah!

Friday, October 29, 2010

KAUM ADAM,JOM KITE BURU CINTA ALLAH SEBELUM CINTA DARI HAWA

Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah, Yang Maha Agung dan Mulia menjumpaiku – yakni dalam tidurku – kemudian berfirman kepadaku, “Wahai Muhammad, katakanlah : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu.”Dalam amal ubudiyah, cinta (mahbbah) menempati derajat yang paling tinggi. Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti melaksanakan seluruh amanat dan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta.
Pada mulanya, perjalanan cinta seorang hamba menapaki derajat mencintai Allah. Namun pada akhir perjalanan ruhaninya, sang hamba mendapatkan derajat wahana yang dicintaiNya. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah, Yang Maha Agung dan Mulia menjumpaiku – yakni dalam tidurku – kemudian berfirman kepadaku, “Wahai Muhammad, katakanlah : /Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu.”/
Dalam buku “Mahabbatullah” (mencintai Allah), Imum Ibnu Qayyim menuturkan tahapan-tahapan menuju wahana cinta Allah. Bahwasanya cinta senantiasa berkaitan dcngan amal. Dan amal sangat tergantung pada keikhlasan kalbu, disanalah cinta Allah berlabuh. Itu karena Cinta Allah merupakan refleksi dari disiplin keimanan dan kecintaan yang terpuji, bukan kecintaan yagn tercela yang menjerumuskan kepada cinta selain Allah.
Tahapan-tahapan menuju wahana cinta kepada Allah adalah sebagai berikut:
1. Membaca al-Qur’an dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar. Itu tidaklain adalah renungan seorang hamba Allah yang hafal danmampu menjelaskan al-Qur’an agar dipahami maksudnya sesuai dengan kehendak Allah swt. Al-Qur’an merupakan kemuliaan bagi manusia yang tidak bisa ditandingi dengan kemuliaan apapun. Ibnu Sholah mengatakan “Membaca Al-Qur’an merupakan kemuliaan, dengan kemuliaan itu Allah ingin memuliakan manusia di atas mahluk lainnya. Bahkan malaikat pun tidak pernah diberi kemuliaan semacam itu, malah mereka selalu berusaha mendengarkannya dari manusia”.
2. Taqarub kepada Allah swt, melalui ibadah-ibadah sunnah setalah melakukan ibadah-ibadah fardlu. Orang yang menunaikan ibadah-ibadah fardlu dengan sempurna mereka itu adalah yang mencintai Allah. Sementara orang yang menunaikannya kemudian menambahnya dengan ibadah-ibadah sunnah, mereka itu adalah orang yang dicintai Allah. Ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah, diantaranya adalah: shalat-shalat sunnah, puasa-puasa sunnah,sedekah sunnah dan amalan-amalan sunnah dalam Haji dan Umrah.
3. Melanggengkan dzikir kepada Allah dalam segala tingkah laku, melaui lisan, kalbu, amal dan perilaku. Kadsar kecintaan seseorang terhadap Allah tergantung kepada kadar dzikirnya kepadaNya. Dzikir kepada Allah merupakan syiar bagi mereka yang mencintai Allah dan orang yang dicintai Allah. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah aza wajalla berfirman :”Aku bersama hambaKu,s elama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (untuk berdzikir) kepadaKu”.
4. Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada diri sendiri. Memprioritaskan cinta kepada Allah di atas cinta kepada diri sendiri, meskipun dibayang-bayangi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai diri sendiri. Artinya ia rela mencintai Allah meskipun beresiko tidak dicintai oleh mahluk. Inilah derajat para Nabi, diatas itu derajat para Rasul dan diatasnya lagi derajat para rasulul Ulul Azmi, lalu yang paling tinggi adalah derajat Rasulullah Muhammad s.a.w. sebab beliau mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah.
5. Kontinuitas musyahadah (menyaksikan) dan ma’rifat (mengenal) Allah s.w.t. Penglihatan kalbunya terarah kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya. Kesadaran dan penglihatan kalbunya berkelana di taman ma’rifatullah (pengenalan Allah yang paling tinggi). Barang siapa ma’rifat kepada asma-asma Allah, sifat-sifat dan af’al-af’al Allah dengan penyaksian dan kesadaran yang mendalam, niscaya akan dicintai Allah.
6. Menghayati kebaikan, kebesaran dan nikmat Allah lahir dan batin akan mengantarkan kepada cinta hakiki kepadaNya. Tidak ada pemberi nikmat dan kebaikan yang hakiki selain Allah. Oleh sebab itu, tidak ada satu pun kekasih yang hakiki bagi seorang hamba yang mampu melihat dengan mata batinnya, kecuali Allah s.w.t. Sudah menjadi sifat manusia, ia akan mencintai orang baik, lembut dan suka menolongnya dan bahkan tidak mustahil ia akan menjadikannya sebagai kekasih. Siapa yang memberi kita semua nikmat ini? Dengan menghayati kebaikan dan kebesaran Allah secara lahir dan batin, akan mengantarkan kepada rasa cinta yang mendalam kepadaNya.
7. Ketertundukan hati secara total di hadapan Allah, inilah yang disebut dengan khusyu’. Hati yang khusyu’ tidak hanya dalam melakukan sholat tetapi dalam semua aspek kehidupan ini, akan mengantarkan kepada cinta Allah yang hakiki.
8. Menyendiri bersama Allah ketika Dia turun. Kapankan itu? Yaitu saat sepertiga terakhir malam. Di saat itulah Allah s.w.t. turun ke dunia dan di saat itulah saat yang paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepadaNya dengan melaksanakan sholat malam agar mendapatkan cinta Allah.
9. Bergaul dengan orang-orang yang mencintai Allah, maka iapun akan mendapatkan cinta Allah s.w.t.
10. Menjauhi sebab-sebab yang menghalangi komunikai kalbu dan Al-Khaliq, Allah subhanahu wataala.

MASALAH HATI YG BERLARUTAN?? INI PENAWARNYA

kadang kala untuk hidup bahagia kita perlu membuat banyak pengorbanan, perasaan, diri, tenaga, wang ringgit dan masa. kita hanya manusia biasa. punya banyak kelemahan. mewarisi pelbagai jenis penyakit. dididik dengan akhlak tertentu. yang kemudiannya akan membentuk siapa kita. makanan yang kita makan, pembawakan diri kita, cara kita menangani permasalahan hidup semuanya menyatakan siapa diri kita.
hati yang bermasalah perlu dirawat kerana semua kehidupan bermula dengan hati. sabda nabi yang membawa maksud; hatilah yang dipanggil raja, kalau baik hati itu maka baiklah orang itu dan vice versa.
lalu bagaimana mahu merawat masalah hati?
1.Dirikan solat dan banyakkan berdo’a
- Ini adalah salah satu kaedah yang sungguh berkesan.
Semasa berdo’a turut katakan -
“Ya Allah, jadikanlah hatiku bersih”
2. Selawat keatas Nabi Muhammad s.a.w
paling minima 100 X sebelum tidur
-Ini merupakan satu pelaburan yang mudah dan murah.
3. Solat taubat – Selain daripada memohon keampunan,dapat mencuci hati
dan menenangkan minda.
4. Membaca Al-Quran
- Selain dapat mencuci hati juga menenangkan jiwa, penyembuh, penenang, terapi.
Sekurang- kurangnya bacalah”Qulhu-allah” sebanyak 3 kali
5. Berma’af-ma’afan sesamakawan setiap hari
-Semasa meminta maaf perlusebutkan dosa dan kesalahan.
6. Bisikan kepada diri perkara yang positif -
Jangan sesekali mengkritik,kutuk diri sendiri,
merendah-rendahkan kebolehan diri sendiri
7. Program minda/cuci minda -
Paling baik pada waktu malam sebelum tidur,
senyum, pejam mata, katakan dalam hati:
“Ya, Allah cucilah mindaku, cucilah hatiku, esok aku mahu jadi yg terbaik, berjaya, ceria, bersemangat, aktif dan positif”.
Menurut kajian psikologi,
apa yang disebut sebelum tidur dapat dirakamkan sepanjang tidur sehingga keesokan harinya
- CUBALAH!!.
8. Berpuasa
-Sekiranya dalam berpuasa terhindar dari melakukan perkara-perkara
kejahatan.
9. Cuba ingat tentang mati
(Sekiranya hendak melakukan sesuatu kejahatan, tidak sampai hati
kerana bimbang akan mati bila- bila masa).
10. Kekalkan wuduk.
11. Bersedekah.
12. Belanja orang makan.
13. Jaga makanan -
jangan makan makanan yang subhat.
14. Berkawan dengan ulama.
15. Berkawan dengan orang miskin (menginsafi).
16. berpesan- pesan sesama sendiri , jadi baik.
17. Menjaga pacaindera
(mata, telinga, mulut…dsb),
Jangan dengar orang mengumpat.
pokok pangkalnya, hati yang baik datang dari jiwa yang qanaah.
hidup berilmu, ceria selalu.

wanita solehah

Wanita solehah itu aurat dijaga,
Pergaulan dipagari,
Sifat malu pengikat diri,
Seindah hiasan di dunia ini.
Keayuan wanita solehah itu, tidak terletak pada kecantikan wajahnya,
Kemanisan wanita solehah, tidak terletak pada kemanjaannya,
Daya penarik wanita solehah itu,
Bukan pada kemanisan bicaranya yang mengoncang iman para muslimin,
Dan bukan pula terletak pada kebijaksanaannya bermain lidah, memujuk rayu,
Bukan dan tidak sama sekali.
Kepetahan wanita solehah,
Bukan pada barang kemas atau perihal orang lain,
Tapi pada perjuangannya meningkatkan martabat agama.
Nafsu mengatakan wanita cantik dengan paras rupa yang indah bak permata yang menyeri alam,
Akal mengatakan wanita cantik atas kemajuan dan kekebalannya dalam ilmu serta pandai dari segala aspek ,
Hati menyatakan kecantikan wanita hanya pada akhlaknya,
Itupun seandainya hati itu bersih untuk menilai.
Wahai wanita jangan dibangga dengan kecantikan luaran,
Kerna satu hari nanti ianya akan lapuk di telan zaman,
Tetapi jaga dan peliharalah kecantikan dalaman ,
Agar diri ini bersih dan sentiasa mendapat Rahmat Ilahi,
Wahai wanita jangan berbangga dengan ilmu duniawi yang kau kuasai ,
Kerna ada lagi manusia yang lebih berpengetahuan darimu ,
Wahai wanita jangan pula berdukacita atas kekurangan dirimu,
Kerna ada lagi insan yang lebih malang darimu.
Wahai wanita solehah jangan dirisau akan jodohmu,
Kerana muslimin yang bijaksana itu tidak akan terpaut pada wanita hanya kerana kecantikannya ,
Bersyukurlah diatas apa yang ada,
Serta berusaha demi keluarga, bangsa dan agama.

Thursday, October 28, 2010

cinta itu datangnya daripada KHALIQ, dan seharusnya ia dikembalikan kepada KHALIQ

Khitbah atau dalam bahasa yang sering kita gunakan (meminang atau melamar) merupakan sesuatu permintaan seorang lelaki atau wakilnya kepada seorang wanita (walinya) untuk dijadikan permaisuri hati seumur hidup dengan cara tertentu yang berlaku di kalangan masyarakat kita hari ini secara meluas.
Hukum khitbah adalah sunnah, Nabi Muhammad S.A.W. juga pernah berkhitbah terhadap isteri-isteri baginda, antaranya Saidatina ‘Aisyah bintu Abu Bakr dan Saidatina Hafsah bintu Umar R.A. Hukum melihat makhtubah (calon isteri) kita juga adalah harus, Riwayat dari Jabir R.A., telah bersabda Rasulullah S.A.W. : “ apabila salah seorang dari kamu mengkhitbahi perempuan, maka kamu mampu (noleh) melihat akan ia (wanita-wanita yang dikhitbah) untuk mengajak ke arah perkahwinan, maka lakukanlah ‘sempurnakanlah’, telah berkata akan Jabir R.A. : maka aku telah berkhitbah dan khitbah yang berlaku sehingga aku melihat akan makhtubah (calon isteri) itu mengajak ke arah perkahwinan maka aku kahwini akannya”. Hadith ini menkhabarkan hukum khitbah itu adalah sunnah seperti yang dilakukan oleh baginda Rasulullah S.A.W. Sebahagian ulama’ berpendapat melihat wanita yang ingin dipinangi itu adalah ketika sebelum waktu pinangan, ini adalah pandangan dari Mazhab Syafi’iah dengan alasan untuk tidak menyakitkan hati atau menolak perasangka buruk kepada pihak lelaki apabila tidak bersetuju terhadap wanita itu.
Terdapat 2 syarat sah dalam proses khitbah, iaitu :

1) Makhtubah adalah wanita yang boleh dikahwini.
2) Tidak meminang wanita-wanita yang telah dipinang oleh orang lain.

Syarat yang pertama jelas menggambarkan kepada kita bahawasanya wanita yang ingin dikhitbah itu hendaklah wanita yang boleh dikahwini, maka tidak boleh untuk kita meminang isteri orang lain ataupun wanita-wanita yang mempunyai pertalian darah dengan kita. Khitbah boleh dilakukan dengan 2 cara iaitu secara tasrieh (terang-terangan) atau secara ta’arudh (sindiran), secara ta’arudh (sindiran) ini dilakukan kepada wanita-wanita yang didalam ‘idah kematian suami mereka atau kerana talak ba’in berdasarkan ayat Al-Qur’an dari Surah Al-Baqarah pada ayat 235, Allah S.W.T. telah berfirman mafhumnya : Dan tidak ada dosa bagimu meminang perempuan-perempuan itu dengan sindiran atau kamu sembunyikan (keinginanmu) dalam hati. Syarat yang kedua pula mengkhabarkan kepada kita islam melarang untuk kita meminang wanita-wanita yang sudah dipinang oleh orang lain, ini dijelaskan pada hadith Rasulullah S.A.W. dari Abu Hurairoh R.A., Nabi Muhammad S.A.W. bersabda : “Janganlah dipinang oleh lelaki akan wanita-wanita yang telah dipinangi sehingga ia berkahwin ataupun ditinggalkan” riwayat Ahmad dan Muslim.
Terjadi perbedaan pandangan di kalangan Ulama’ mengenai anggota-anggota wanita yang boleh dilihat ketika khitbah, iaitu:

1) Jumhur Ulama’ berpandangan: boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan, kerana melihat wajah dan kedua telapak tangan akan dapat diketahui kecantikan wanita itu.
2) Ibnu Daud mengatakan: boleh melihat seluruh anggota.
3) Imam Abu Hanifah membolehkan melihat dua telapak kaki, wajah dan dua telapak tangan.

Wednesday, October 27, 2010

mengharap kasih dari Dia, bukan dia

cinta adalah fitrah hati,
lahir tanpa diminta dan dipaksa,

Namun Allah sentiasa menguji,
apakah cinta itu suci atau sebaliknya,
betapa bahagia cintakan Allah,
bagai bunga mewangi kehidupan,
tiada waktu dan jarak memisah,
kembara rasa tiada bernokhtah,

Sunday, October 24, 2010

mencari keikhlasan dari Mu

sudah selesai latihan di bangi.......tp rase seolah2 sia2......aku berada pd jalanNya kerana aku sayangkan 4 org sahabatku di usim........bagi lah keihkhlasan padaku.......aku ingin berjuang kerana Mu

Saturday, October 16, 2010

Saturday, October 9, 2010

kadang-kadang,timbul rasa cemburu

"Aku mencintaimu kerana agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu."
(Imam Nawawi)

ana bukanlah yg sempurna....tp terimalah insan ini seadanya

Seorang ahli hikmah lain ketika ditanya: “Apakah tanda taubat diterima Allah? Jawabnya, ada empat tanda iaitu:
  1. Putus hubungan dengan kawan yang tidak baik (jahat) dan bersahabat dengan orang salih;
  2. Menghentikan maksiat sebaliknya rajin melakukan perintah Allah;
  3. Hilang rasa kesenangan dunia di hatinya, lalu selalu ingat kesusahan di akhirat;
  4. Percaya jaminan Allah dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah.
Abul-Laits Assamarqandi berkata, dosa ada dua jenis iaitu antara kamu terhadap Allah dan dosa kamu sesama manusia. Dosa antara kamu dengan Allah terlepas dengan tiga syarat taubat iaitu menyesal dalam hati; niat tidak mengulangi kesalahan dan membaca istighfar dengan lidah.
Sesiapa yang melakukan tiga syarat itu, Allah ampun dosanya sebelum ia bangun dari tempat duduknya, kecuali jika ia meninggalkan fardu diwajibkan Allah.
Selepas ia menunaikan fardu diperintah lalu menyesal dan beristighfar, Allah mengampunkan. Namun jika dosa kamu sesama manusia, selagi mereka tidak memaafkan atau menghalalkannya, tidak berguna taubat bagimu.
Sumber : Abul-Laits Assamarqandi dalam buku, Tanbihul Ghafilin

maafkan aku...aku tidak mahu mati dgn dosa :'(

Ingatlah kematian dan peristiwa-peristiwa terjadi selepas itu;
tidak seorang pun yang dapat melepaskan diri daripadanya.
Kematian merupakan penentuan segalanya;
segala sesuatu menjadi jelas akibatnya.
Kubur boleh menjadi sebuah taman syurga;
dan boleh pula menjadi lubang neraka.
Jika ia baik, maka setelahnya itu
adalah kenikmatan yang tiada bandingannya dari Tuhan.
Jika ia jahat, maka setelahnya itu;
adalah kesengsaraan jauh lebih dahsyat.
Demi Allah, sekiranya kau tahu apa yang berlaku selepas itu;
tentulah kau tidak akan tertawa malah banyak menangis.

utk sahabat kmj

Terdengar bisikan mesra
Kalimah keramat bermentara
Bermulanya siang berakhir malam ku
Tak akan ku jemu menyebut namaMu

Tiada batasan waktu
Tiada tempat mu tertentu
Di gunung di lembah, di darat, di air
Siapa pun hamba, keikhlasan doa, keagungan
Kasih merubah takdir

(
Bila ku sedari diri disayangi
Langkah kaki ini semakin berani
Bila terkeliru ku ucap namamu, terasa diriku
Kembali dipandu

Engkau pertama, tiada akhirnya
Aku dalam kegelapan Engkaulah cahaya
Izinkahlah aku menumpang di sini
Di bawah naungan kasih dan sayang Mu
Ku berserah diri

jemaah atau keluarga?

tersedar dari lamunan kemewahan dunia,aku telah menyahut seruan jihad.Selama 17 tahun aku bernafas di bumi ini,akhirnya aku dipelawa utk menyambung rantai-rantai dakwah yang pernah diperjuangkan oleh junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w.Selama aku berjihad itu,ego ku yang selama ini bermaharajalela telah tewas terhadap luahan ketidak puas hatian oleh ahli mujahidin yang lain.Aku lemah,aku lemah,aku lemah,itu ungkapanku ketika kapal jemaah dilanda badai.Aku mahu lari.Lari sejauh mungkin,tapi patutkah seorang ketua berbuat demikian?apabila keputusan PSPM keluar,hatiku berbolak balik lagi,seorang pelajar yang dulunya menjadi pelajar harapan sekolah,tapi mendapat pointer yang rendah di matrikulasi.aku mengalah lagi.Kata umi ku ''umi nak tgok yo(nama panggilanku) berjaya dulu,ada rumah sendiri,ada kereta sendiri,lepas tu yo nak masuk politik pun masuk lah,yang penting belajar dulu"..kini aku buntu

aku yang baru

taubat adalah kembali kepada Allah setelah melakukan maksiat. Taubat marupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya.

Agama Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal ini dalam sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut)."

Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri sebagaimana terhadap keluarga dan kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Seperti diterangkan dalam surat Al Baqarah: 160 "Dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firmanya dalam surat Al-Baqarah: 222, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asy`ari: "SesungguhnyaAllah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat."

Merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya karena sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.